Tetanggaku yang bernama Ikhsan pernah berkata kepadaku bahwa dia akhir-akhir ini sering bermimpi kalau ada yang akan mendatangi kita suatu saat nanti, namun aku menanggapi perkataannya itu dengan tertawa, maklumlah karena temanku itu adalah penggemar cerita-cerita fiksi ilmiah yang bertema alien, bahkan dia mengklaim pernah mengirimkan sinyal yang menunjukkan keberadaan manusia ke luar angkasa dengan mengotak-atik peralatan di sebuah stasiun radio lokal yang dia masuki diam-diam pada malam hari.
Aku keluar dan melihat sebuah kobaran api di kejauhan, lalu tiga orang pemuda desaku nekat untuk mendatangi lokasi api tersebut, sebenarnya mereka telah diperingatkan untuk menunggu pihak yang berwajib akan tetapi mereka tidak menggubris peringatan tersebut dan segera berlari menuju arah ledakan misterius tersebut.
Polisi beserta tim pemadam kebakaran tiba di lokasi beberapa menit kemudian dan tiga pemuda tersebut ditemukan tewas dengan luka bakar yang tidak biasa di sekujur tubuh mereka.
Itu aneh karena mayat mereka berjarak 800 meter dari api, sangat tidak mungkin mereka terbakar dari jarak sejauh itu. Dan polisi beserta pasukan pemadam kebakaran pun juga tidak mampu menemukan penyebab kebakaran itu, seakan-akan ada sesuatu yang jatuh disana, meledak lalu kemudian menghilang secara misterius disana.
Semenjak kejadian itu para penduduk desaku mulai sering melihat kejadian aneh, kebanyakan mereka melihat sosok misterius seperti tuyul yang langsung berlari cepat saat seseorang mencoba mengejarnya. Bahkan ada beberapa penduduk desa yang tewas dengan kondisi tubuh dipenuhi luka bakar yang sama dengan yang dimiliki tiga jenazah pemuda yang dulu mendatangi lokasi ledakan misterius di selatan desaku.
Ikhsan yang malam itu bertamu ke rumahku nampak ketakutan. Dia mengaku padaku bahwa semalam ada sesosok makhluk aneh yang mendatanginya, dia berkata kalau makhluk itu bicara padanya tanpa menggerakkan mulut kecilnya dan tanpa mengeluarkan suara memberitahu bahwa kedatangan "mereka" sudah di depan mata dan yang dia yang datang hanyalah permulaan.
Aku hanya menganggap perkataannya itu sebagai omong kosong belaka namun dia bersikeras kalau itu benar-benar akan terjadi namun aku tetap tak percaya dan beranggapan kalau dia menderita gejala paranoid schizophrenia.
Sementara itu para penduduk desaku mulai rajin mengadakan ronda malam di kampungku sejak kejadian tersebut dan beberapa diantara mereka berkata kalau mereka pernah melihat beberapa kali sosok kerdil misterius yang mereka sangka adalah tuyul.
Lalu keesokan harinya ibunda Ikhsan mendatangiku, dia berkata kalau Ikhsan demam dan dia terlihat begitu ketakutan di kamarnya dan memintaku untuk segera mendatanginya.
Sesampainya disana, aku menjumpai Ikhsan yang tengah sedang meringkuk dalam selimutnya, dia lalu mencengkeram lenganku erat-erat sambil berkata kalau "mereka" sudah datang.
Belum sempat aku membalas perkataannya tiba-tiba saja aku mendengar suara kentongan dipukul berulang-ulang diiringi dengan suara-suara orang berteriak ketakutan.
Aku bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi, akan tetapi saat sampai diluar rumah, aku disambut oleh angin kencang dan cahaya yang amat terang yang menyinari kira-kira hampir sepertiga wilayah desaku.
Aku berusaha menyesuaikan mataku di tengah cahaya terang dan kulihat sekitar puluhan penduduk desaku dan juga beberapa hewan ternak melayang naik ke udara diiringi dengan suara-suara teriakan minta tolong.
Saat aku menengadah ke langit, kusadari kalau cahaya terang tersebut berasal dari sebuah benda pipih yang melayang di udara yang besarnya kira-kira jauh lebih luas dari alun-alun kota.
Aku segera berlari masuk dan berusaha membawa Ikhsan pergi, aku berlari menggendongnya melintasi perkebunan singkong milik warga, di tengah-tengah pelarian itu Ikhsan berkata padaku bahwa percuma lari karena mereka akan dengan sangat mudah menemukan kita, aku tak mempedulikan kata-katanya itu dan terus berlari.
Tiba-tiba saja aku melihat ada 4 sosok makhluk aneh telah berdiri di depanku. Tinggi mereka sama dengan tinggi anak umur 10 tahun tapi kulit mereka berwarna kelabu dengan mata besar dan botak.
Salah satu dari mereka maju dan mengarahkan telapak tangan mereka yang kurus kearahku seakan menyuruhku untuk berhenti.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah kekuatan tak terlihat merenggut Ikhsan yang sedari tadi kugendong di punggungku.
Dan saat itu juga kurasakan tubuhku mulai terangkat naik oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat. Semakin tinggi dan semakin tinggi sehingga rumah-rumah terlihat hanya sebesar semut dan kurasakan kesadaranku makin menurun,
Antara sadar dan tidak, aku teringat apa yang dikatakan Ikhsan tempo hari, ya mereka, para makhluk angkasa luar akan datang dan kini aku percaya kata-katanya.
Kurasakan pandangan mataku makin menyempit hingga akhirnya semuanya menjadi hitam dan aku tak ingat apa-apa lagi.