Hari yang dinanti akhirnya tiba juga. Hari senin ini aku dan yang lainnya akan mengikuti ujian semester dan persiapan kami sudah sangat matang. Setelah mempersiapkan alat-alat tulis, aku turun ke lantai bawah dimana teman-temanku sudah menungguku sejak pagi tadi. Kami sarapan pagi bersama sebelum akhirnya kami berangkat. Sebelum sempat berangkat, Jasmine menghampiriku ketika yang lainnya masih bersiap didalam mobil.
"Gabe, bagaimana perasaanmu soal hari pertama yang akan kau jalani?"
"Aku sudah siap menjalani ujian semester ini dan apapun hasilnya semua sudah kupasrahkan pada Tuhan"
"Oke aku senang melihatmu sesemangat ini, dan aku sebenarnya punya sesuatu untukmu"
"Benarkah, apa itu?"
Jasmine memegang tangan kananku dan melingkarkan sebuah gelang yang terbuat dari potongan kulit kerang yang didapatnya dari rumah pembudidaya mutiara air laut. Gelang yang berkilau itu terukir nama "Jasmine Henderson".
"Wow, kau membuatnya sendiri ya ternyata?"
"Untuk keberuntungan kita berdua" Jasmine memperlihatkan gelangnya yang berbentuk sama seperti gelang pemberiannya padaku, hanya saja tulisannya "Gabriel Callahan". Seisi mobil tertawa dibelakangku saat memperhatikan aku dan Jasmine sedang mengobrol berdua membuat wajahku memerah.
"Baik, terima kasih banyak ya gelangnya dan supportnya"
"Semoga berhasil ya"
Buru-buru aku naik keatas mobil yang dipenuhi oleh teman-temanku yang asik mentertawakanku atas kedekatanku dengan Jasmine yang semakin lengket saja. Deryck sendiri menatapku dengan senyum menyimpul.
Tiba di kampus kami mencari kelas dan ruangan kami masing-masing. Suasana disini sangat ramai dan di tiap-tiap menara diawas oleh begitu banyak clan gargoyle dari berbagai penjuru wilayah yang akan ikut menjaga kegiatan ujian semester ini. Selain itu aku melihat ada begitu banyak pria-pria tampan dan wanita-wanita cantik bersayap yang mengenakan pakaian zirah, mereka terbang kesana kemari mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk ujian hari ini. Sejauh ini aku hanya fokus untuk menyelesaikan ujian agar aku bisa cepat menikmati liburan. Saat ujian dimulai dan lembar soal dibagikan, dengan cekatan aku menulis semua jawabannya karena semua soalnya sudah kupelajari sejak dua minggu lalu. Pelajaran pertama telah berlalu dan berikutnya adalah sesi istirahat selama setengah jam. Saat melintasi koridor aku bertemu dengan Tante veronica.
"Jadi Gabriel, bagaimana pelajaran pertamanya"
"Selamat pagi Madam, pelajaran pertama bisa saya kuasai dengan baik"
"Saya senang mendengarnya, dan ngomong-ngomong mama-mu berpesan pada saya untuk mengantarmu pulang saat liburan musim dingin nanti"
"Terima kasih banyak Madam, maaf kalau saya merepotkan selama semester satu ini"
Tante Veronica hanya mengusap-usap kepalaku dan pergi berlalu meninggalkanku yang duduk di bangku koridor sambil membaca-baca lagi materi untuk pelajaran kedua. Ujian ini sendiri berlangsung selama lima hari dan masing-masing hari diisi oleh dua pelajaran. Setelah itu para mahasiswa diizinkan untuk pulang. Kira-kira itulah yang kualami hari ini, setelah menghadapi dua pelajaran aku pulang kembali ke rumah Deryck bersama yang lainnya dan belajar lagi untuk persiapan hari berikutnya.
Hari kedua dimulai dan baru pukul tujuh pagi, aku sudah diganggu oleh si anak-anak nakal dari Kelas The Powers walaupun kulihat diantara mereka tidak ada Janax dan komplotannya yang biasanya menggangguku dan geekers lainnya. Awalnya kukira mereka sudah berubah sejak Janax dan yang lainnya sempat dihukum baptis waktu itu, ternyata masih sama saja walaupun kali ini tanpa kekerasan sedikitpun. Mereka menempeli kertas bertuliskan 'pecundang' dibelakang punggungku. Aku hanya membuang kertas itu ke tong sampah dengan wajah datar saat beberapa mahasiswa lain mencoba mendekati dan menolongku. Terlihat The Powers itu kelihatan kesal karena aku tidak bereaksi apapun terhadap mereka, aku sendiri tidak terkejut kalau masih ada anak-anak The Powers yang menggangguku karena kalau kulihat dari wajah mereka, sepertinya mereka bukan bagian dari komplotan Janax, tetapi dari anak-anak lain yang jarang kuliah karena lebih sering aktif di kegiatan luar wilayah kampus. Beberapa jam telah berlalu dan hari kedua ujian telah selesai. Saat aku keluar dari gedung perkuliahan, tiba-tiba mereka yang tadi menggangguku datang dan melemparku ke tengah lapangan. Seperti biasa, mahasiswa lainnya mulai berkerumun lagi melihat kejadian ini. Bedanya kali ini banyak dari mahasiswa lain yang mendekatiku dan berusaha melindungiku. Ditambah lagi ada beberapa gargoyle yang mencoba melerai kami.
"Minggir, jangan lindungi Eight Balls itu" salah satu The Powers bernama Albertinus mengancam mahasiswa-mahasiswa yang melindungiku.
"Tidak, tolong jangan ganggu dia. Apa kau tidak belajar dari temanmu Janax yang dulu sering mengganggunya" salah satu dari yang melindungiku mulai berani menegur Albertinus.
"Ahh minggir, persetan dengan Janax" yang lainnya yang bernama Orlin ikut mengancam akan menyakiti siapapun yang ingin melindungiku. Karena kesal, dalam keadaan diluar kesadaran bola mataku yang semula berwarna hitam pekat berubah warna menjadi putih dan bersinar sangat terang. Seperti waktu itu, bola cahaya transparan ini muncul dan mengerubungiku lagi dan kali ini ukurannya lebih besar.
"Tidak apa apa, kalian boleh minggir dan biarkan aku selesaikan sendiri para bajingan ini" suaraku yang menggema mulai membuat mahasiswa lainnya ketakutan.
"Kita mundur saja, dia punya bola sigil" Orlin memohon pada Albertinus dan anak-anak The Powers ini sendiri terlihat ragu. Mereka mulai mundur satu per satu kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Perlahan-lahan bola mata putihku kembali berubah ke warna hitam, bola cahaya yang mengerubungiku perlahan memudar dan melenyap. Bersamaan dengan itu, kurasakan tubuhku melemah dan terkapar.
"Gabriel, sepertinya kau ... " seorang gargoyle menegurku dan kalimatnya terpotong saat dilihatnya aku pingsan disana. Mereka semua membawaku beramai-ramai ke tempat aman.
***
Kurasakan kepalaku masih terasa pusing, dan perlahan kusadari aku sudah berada terbaring di kasur di kamar atas rumah Deryck. Jasmine sendiri duduk di pinggir kasur dan meletakkan handuk kecil yang dibasahi air ke kepalaku.
"Berapa lama aku sudah terbaring disini?"
"Sekitar lima jam, tadi kau pingsan di kampus dan beberapa gargoyle membantu kakak dan teman-temanmu kesini. Apa yang terjadi memangnya" aku malah tidak memperdulikan pertanyaan Jasmine dan membuka-buka lagi buku pelajaran untuk hari-hari berikutnya.
"Aku harus belajar lebih giat"
"Kau harus istirahat"
"Tidak apa apa Jasmine, aku baik-baik saja. Nanti akan kuceritakan apa yang terjadi"
"Akan kubuatkan cemilan untukmu, tunggulah disini ya" masih dengan wajah polosnya dia berjalan menuju dapur sementara aku kembali sibuk belajar untuk hari-hari berikutnya yang hanya tersisa empat hari lagi.
"Sekarang katakan saja padaku apa yang terjadi tadi, kau tahu sendiri kan kalau kau bisa percaya padaku" Jasmine datang dan menyuapiku beberapa kue coklat saat aku sedang membaca sambil masih berbaring di kasur.
"Masalah biasa, tadi ada beberapa jagoan Kelas The Powers yang menggangguku"
"Dan mereka menghajarmu habis-habisan hingga pingsan?"
"Tidak, kurasa aku pingsan karena kelelahan akibat terlalu banyak mengeluarkan kekuatan ... atau apalah sebutannya"
"Aku senang kau baik-baik saja. Apalagi ujian masih empat hari lagi"
"Jangan khawatir, cuma empat hari lagi dan aku akan baik-baik saja"
Jasmine berlalu meninggalkanku untuk membantu neneknya menyiapkan makan malam. Sebelum keluar melewati pintu turun ke lantai bawah Jasmine menatap wajahku dalam-dalam.
"Masih ingat saat orang-orang dari institut itu menawariku beasiswa untuk berkuliah dikampusmu? kurasa aku akan mengambil Jurusan Archangel" Wajahnya tersenyum polos kearahku ketika dilihatnya aku tersenyum kearahnya.