"Seiiring berjalannya waktu, para nephilim kemudian menikah dengan sesama nephilim lainnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. orang-orang kebanyakan salah kaprah dengan mengira bahwa nephilim itu adalah raksasa padahal nephilim dan raksasa adalah dua makhluk yang berbeda dari segi fisik. yaitu nephilim memiliki postur tubuh yang setara manusia normal, bermata biru permanen dan memiliki sepasang garis hitam dibelakang punggungnya. garis itu terhubung dengan organ khusus yang berguna untuk mengeluarkan sayap sedangkan malaikat ketika sudah dewasa akan memiliki sepasang tonjolan kecil dibelakang punggungnya yang bisa berubah menjadi sayap besar dan warna mata mereka bisa berubah-ubah tergantung emosi, selain itu ukuran sayap dan kekuatan malaikat jauh lebih besar dan kuat dibanding nephilim."
"Kalau memang para malaikat waktu itu diizinkan untuk menikah satu sama lain, kenapa ada dari mereka yang malah menikah dengan manusia?" mendengar pertanyaanku yang tiba-tiba, dengan sabar dan senyum simpul, paman kembali melanjutkan ucapannya mencoba menerangkan lebih jauh.
"Di bab enam baris kedua pada buku itu disebutkan, Maka Para Tentara melihat bahwa anak-anak manusia itu cantik-cantik dan tampan-tampan, lalu mereka mempersunting anak-anak manusia itu, siapa saja yang mereka cintai sedangkan di versi yang sekarang disebutkan Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka."
Sejauh ini aku menyadari bahwa walaupun ada beberapa bagian ayat yang berubah isi dan kata-kata, namun maknya sebenarnya masih belum berubah sepenuhnya. Lagipula menurutku sah-sah saja kalau para malaikat ingin 'kawin' dengan manusia, selama masih berada dalam ikatan pernikahan yang masih sesuai dengan protokol yang sudah Tuhan ajarkan. Aku mulai merasa lega saat sudah mengetahui semuanya, hingga tiba-tiba muncul satu pertanyaan dikepalaku.
"Emm paman, kira-kira apa kaitan semua kisah perang ini dengan Sammael?" mendengar nama itu paman sempat menatap tajam kearahku.
"Sammael si salah satu Fallen Angel yang ditakuti itu?"
"Iya paman, waktu itu dia dan beberapa bawahannya pernah masuk ke kampus Gabriel."
Mendadak paman gelagapan mendengar ucapanku tadi, hingga setelah paman mengatur nafasnya, paman menjelaskan sesuatu padaku dari buku tentang malaikat yang tengah dipegangnya.
"Ada satu kisah di buku pengertian malaikat ini" ujar paman seraya membalik halaman pada buku yang dipegangnya.
"Disini diceritakan bahwa suatu hari, Tuhan memutuskan untuk bangkit dari TahtaNya di langit bermaksud untuk turun ke bumi demi mengunjungi manusia juga untuk mendengar doa dari umat manusia. Selama Tuhan pergi, ada satu malaikat yang dengan lancangnya duduk di TahtaNya dan memakai MahkotaNya. Malaikat ini bernama Lucifer, Lucifer juga mempengaruhi sepuluh malaikat lainnya untuk menjadi pribadi yang melebihi Tuhan. karena beda pendapat dengan malaikat lain yang masih patuh, maka seisi surga bertengkar melawan mereka dan mencoba mengingatkan bahwa yang mereka lakukan itu salah. Mendengar keributan di surga Tuhan memutuskan untuk kembali ke surga untuk melihat apa yang terjadi. Setelah diteliti, usut punya usut ternyata yang mempengaruhi Lucifer adalah Satan sendiri. Tuhan akhirnya membuat keputusan, Lucifer dan sepuluh malaikat pengikutnya dinyatakan bersalah dan memerintahkan sang Saint Michael untuk menyeret mereka ke neraka. Sepuluh malaikat itulah yang dinamakan sepuluh The Fallen. akhirnya Lucifer dan sepuluh the fallen ini bergabung bersama satan dan ikut menyatakan perang terhadap surga."
"Lalu paman, kenapa si Sammael ini selalu mengganggu Gabriel lewat mimpi? apa kaitan semua ini dengan Gabriel?" kembali paman melanjutkan penjelasannya.
"Sammael adalah penghulu The Fallen dari klan neraka, sedangkan Saint Gabriel adalah penghulu Archangel dari klan surga. Mereka bertempur satu sama lain untuk memperebutkan jiwa-jiwa umat manusia. Seiring berjalannya waktu perlahan lahan perang memudar dan akhirnya mereka benar-benar mengadakan gencatan senjata untuk sementara waktu, karena itu satu per satu Archangel diperintahkan Tuhan untuk kembali pulang ke surga dan mengizinkan sebagian malaikat tetap dibumi atas keinginan mereka masing-masing begitu juga pasukan iblis dan para The Fallen. Namun sebelum pulang ke surga bersama Archangel lainnya, Saint Gabriel memberitahukan bahwa para malaikat akan menjadi manusia dan berumur tidak panjang, sama seperti manusia. Walaupun sebenarnya mereka masih bisa menggunakan kekuatan dan sayap mereka. Selain itu Saint Gabriel memberitahukan bahwa suatu hari nanti, perang besar malaikat melawan iblis dalam memperebutkan manusia akan terulang kembali, bahkan lebih buruk. Saat itu juga ada ramalan yang menyebutkan bahwa akan ada satu keturunan malaikat yang akan memimpin pasukan legiun malaikat untuk menghadapi perang berikutnya. Malaikat ini diramalkan akan memiliki wujud dan wajah mirip seperti Saint Gabriel. Dan malaikat ini sendiri juga bernama Gabriel."
Mendengar kalimat panjang lebar itu, aku terbengong-bengong. Aku tidak percaya kalau yang diucapkan oleh Sevilla dalam mimpiku ternyata adalah ini semua.
"Jadi paman mau bilang kalau Gabriel adalah si anak terpilih ini?"
"Tidak, bukan paman yang mengira akan hal itu. Tapi mama sama papa kamu sendiri"
"lalu kenapa, kenapa mereka berpikir kalau Gab ... eh tunggu, waktu itu Tante Ve bilang kalau sekarang sudah saatnya Gabriel tau siapa mereka sebenarnya."
"Benar Gabriel, mama papa dan om tante adalah mantan tentara malaikat yang ikut berjuang saat pasukan malaikat berperang melawan pasukan kegelapan tentara iblis. Selama ini mereka menyembunyikan kenyataan ini, karena jika seandainya benar kamu adalah Gabriel yang diramalkan itu maka mereka bisa mempersiapkan dirimu sebelum tiba saatnya untuk memenuhi takdirmu yaitu ketika kamu sudah mencapai usia matang, tepatnya saat dimana punggungmu akan memiliki tonjolan seperti mama kamu."
Paman tertawa saat melihatku kebingungan menatap punggungku sendiri "Jangan khawatir, tonjolan itu tidak akan terlihat saat kamu memakai baju."
Mendengarnya aku tersipu malu. "Oh iya paman, kebanyakan kampus mengejek Gabriel dengan sebutan eight balls. Gabriel nggak tau artinya tapi Gabriel tetap tidak suka." ucapku ketus.
"Eight balls sebenarnya cuma ejekan rasis kaum nephilim muda yang masih labil untuk manusia yang memiliki bola mata berwarna hitam. mungkin karena mereka tidak tahu kalau kamu ini bukan manusia tapi malaikat."
"Tapi paman, untuk apa ada kampus khusus untuk nephilim segala, memangnya kenapa dengan kampus-kampus reguler lainnya?"
"Dimasa-masa gencatan senjata ini kaum armada surga yang masih di bumi mencoba mengumpulkan bala tentara untuk bertempur dengan cara membangun kampus-kampus khusus untuk kaum nephilim yang lokasinya tidak diketahui manusia. Sistem perekrutannya juga dibuat sama seperti kampus umum namun mereka menolak jika ada yang mendaftar jika yang mendaftar itu manusia sehingga hanya para nephilim sejati saja yang bisa berkuliah disana."
"Oh iya paman, apa nephilim juga memiliki kekuatan spesial seperti para malaikat?"
"Sebenarnya hanya kaum lingkup ketiga saja yang memiliki kekuatan. Tidak ada nephilim yang punya kekuatan spesial."
"Lalu bagaimana dengan salah satu anak yang menyerangku paman? dia menyerangku dengan kekuatan tenaga dalam dari belatinya. Selain itu salah satu temanku bilang dia pernah mengeluarkan tembakan cahaya dari tangannya." Aku menceritakan pengalamanku saat berkelahi dengan Janax sekaligus pengalaman Jasmine saat dia dan Paman Herbienya diserang.
"Mungkin kekuatan itu berasal dari belati yang dipakainya, soal temanmu yang mengeluarkan tembakan dari tangannya, mungkin dia pernah menyimpan Angels Knife atau apa saja yang merupakan benda milik malaikat peranakan murni."
(Lanjutkan ke D)